Foto 1
Foto 2
Foto 3
Foto 4
Foto 5

Semangat Motang Rua dan Lasminingrat: Menyala di Ambalan Pramuka MAN Manggarai Timur

Semangat Motang Rua dan Lasminingrat Menyala di Ambalan Pramuka MAN Manggarai Timur
Dok. Dewan Ambalan Motang Rua dan Lasminingrat bersama Pembina Gudep

Pramuka.sch.id - Di balik setiap nama, selalu tersimpan kisah. Begitu pula dengan dua nama yang kini menjadi kebanggaan Gerakan Pramuka MAN Manggarai Timur: Ambalan Motang Rua untuk putra dan Ambalan Lasminingrat untuk putri. Keduanya bukan sekadar nama, melainkan simbol semangat perjuangan dan keteladanan yang menginspirasi generasi muda di bumi Manggarai Timur.

Motang Rua: Sang Pejuang dari Tanah Manggarai

Nama Motang Rua, atau yang dikenal juga dengan nama asli Guru Ame Numpung, hidup dalam sejarah sebagai tokoh pejuang rakyat Manggarai melawan penjajahan Belanda. Ia dikenal karena keberaniannya menegakkan keadilan dan membela rakyat kecil dari penindasan. Sosoknya bukan hanya pemimpin perang, tetapi juga pemimpin hati — yang menyalakan semangat persatuan dan harga diri orang Manggarai.

Motang Rua adalah lambang keberanian, keteguhan, dan cinta tanah air. Meski hidup di masa sulit, ia tidak gentar melawan ketidakadilan. Semangatnya yang pantang menyerah kini menjadi teladan bagi Dewan Ambalan Putra MAN Manggarai Timur. Mereka belajar bahwa menjadi Pramuka bukan hanya tentang tali-temali dan baris-berbaris, tetapi tentang menegakkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian membela kebenaran.

Lasminingrat: Perempuan Pelopor dari Tanah Sunda

Sementara itu, Lasminingrat adalah sosok perempuan cerdas asal Garut yang hidup di abad ke-19. Ia dikenal sebagai perintis pendidikan bagi kaum perempuan Indonesia, pada masa ketika perempuan belum banyak diberi kesempatan untuk belajar. Dengan penuh keberanian, Lasminingrat menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Belanda ke bahasa Sunda, agar bisa dipahami oleh rakyatnya.

Semangat Lasminingrat adalah semangat kecerdasan, kepeloporan, dan emansipasi. Ia membuktikan bahwa perempuan juga mampu menjadi cahaya bagi bangsanya. Nilai-nilai inilah yang kini dijadikan inspirasi oleh Dewan Ambalan Putri MAN Manggarai Timur — bahwa menjadi perempuan berarti menjadi kuat, mandiri, dan berani berkontribusi untuk masyarakat.

Dua Nama, Satu Semangat

Meski berasal dari latar dan zaman yang berbeda, Motang Rua dan Lasminingrat dipertemukan dalam satu cita: mengabdi untuk bangsa dan sesama. Keduanya adalah teladan tentang bagaimana keberanian dan pengetahuan bisa menjadi senjata untuk mengubah dunia.

Bagi para Pramuka MAN Manggarai Timur, dua nama ini menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu di medan perang — tetapi juga di ruang belajar, di tengah masyarakat, dan dalam sikap sehari-hari.

Harapan: Menyalakan Api Keteladanan

Dengan mengusung nama Motang Rua dan Lasminingrat, Dewan Ambalan MAN Manggarai Timur berharap semangat keduanya terus hidup dalam diri setiap anggota Pramuka. Semangat untuk berani seperti Motang Rua, dan berilmu seperti Lasminingrat.

Dari Manggarai Timur, mereka ingin menegaskan bahwa generasi muda bisa menjadi penerus bangsa yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia — sebagaimana cita-cita kedua tokoh besar itu.

Karena pada akhirnya, Pramuka bukan hanya soal atribut dan kegiatan lapangan. Ia adalah sekolah kehidupan, tempat di mana nilai perjuangan dan pengabdian diwariskan dari masa lalu untuk menyalakan masa depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama