Foto 1
Foto 2
Foto 3
Foto 4
Foto 5

Sejarah Pramuka di Dunia: Dari Inggris untuk Seluruh Dunia

Sejarah Pramuka di Dunia: Dari Inggris untuk Seluruh Dunia
Sejarah Pramuka di Dunia: Dari Inggris untuk Seluruh Dunia

Pramuka.sch.id - Kalau kita bicara tentang Pramuka, kita tidak bisa lepas dari sosok Lord Robert Baden-Powell, seorang jenderal asal Inggris yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Dari pengalamannya di dunia militer dan petualangan di alam terbuka, lahirlah ide untuk membuat kegiatan seru yang mendidik, dan itulah cikal bakal Gerakan Pramuka.

Awal Mula dari Baden-Powell

Baden-Powell lahir pada 22 Februari 1857 di London. Sejak kecil, ia sudah suka petualangan, menggambar, bermain musik, dan mencoba hal-hal baru. Ketika dewasa, ia masuk militer dan sering bertugas di India serta Afrika. Di sana, ia belajar banyak hal tentang bertahan hidup, menjelajah, dan bekerja sama dalam kelompok.

Pengalaman itulah yang kemudian ia tuliskan dalam buku “Aids to Scouting”. Awalnya buku ini ditujukan untuk tentara muda, tetapi ternyata juga menarik bagi anak-anak dan remaja.

Perkemahan Pertama di Brownsea

Pada tahun 1907, Baden-Powell mengundang 21 pemuda untuk mengikuti perkemahan di Pulau Brownsea, Inggris. Mereka berlatih membuat tenda, menyalakan api, menjelajah, hingga bermain peran sebagai pemimpin kelompok. Perkemahan ini dianggap sebagai awal resmi berdirinya gerakan kepanduan.

Setahun kemudian, Baden-Powell menulis buku berjudul “Scouting for Boys”. Buku ini sangat populer, dan membuat banyak kelompok kepanduan bermunculan, tidak hanya di Inggris tetapi juga di negara lain.

Sejarah Pramuka di Dunia: Dari Inggris untuk Seluruh Dunia
Jambore Pramuka Dunia menarik kaum muda dari seluruh dunia, seperti para anggota dari Hungaria ini. (Supplied: Scouts Australia | source : detik.com)

Berkembang Menjadi Gerakan Dunia

Awalnya, kepanduan hanya untuk anak laki-laki. Namun pada 1912, adik perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell, mendirikan organisasi untuk anak perempuan dengan nama Girl Guides. Tidak lama kemudian, muncul juga kelompok untuk anak usia lebih muda, yaitu Cub Scouts (usia siaga), dengan inspirasi dari cerita Mowgli dalam “The Jungle Book”.

Untuk remaja yang lebih dewasa, Baden-Powell membuat kelompok Rover Scouts, agar mereka belajar menjadi pribadi mandiri dan bermanfaat.

Jambore Dunia Pertama

Seiring berjalannya waktu, kepanduan semakin besar dan tersebar ke berbagai negara. Pada tahun 1920, diadakan Jambore Dunia pertama di London. Acara ini diikuti oleh peserta dari 27 negara, dan sejak saat itu Baden-Powell resmi diangkat sebagai Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia.

Setelah itu, Jambore Dunia terus dilaksanakan setiap empat tahun sekali di berbagai negara, seperti Denmark, Belanda, Filipina, Jepang, hingga Amerika Serikat. Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan Pramuka dari seluruh dunia untuk belajar, bermain, dan bersahabat tanpa membedakan bangsa maupun agama.

Warisan Baden-Powell

Baden-Powell meninggal pada tahun 1941 di Kenya, Afrika, dan dimakamkan di sana. Batu nisannya bertuliskan simbol sederhana berupa lingkaran dengan titik di tengah, yang berarti “Sudah kembali pulang”.

Sejarah Pramuka di Dunia: Dari Inggris untuk Seluruh Dunia
Makam Baden Powell - Wikipedia

Warisan terbesarnya adalah gerakan kepanduan yang kini dikenal dengan nama Pramuka di Indonesia dan Scouting Movement di dunia. Jutaan anak dan remaja telah merasakan manfaat dari kegiatan Pramuka: belajar mandiri, mencintai alam, menolong sesama, dan hidup dengan semangat persaudaraan.

Jadi, Pramuka bukan sekadar baris-berbaris atau memakai seragam cokelat. Lebih dari itu, Pramuka adalah warisan berharga dari Baden-Powell yang mengajarkan kita untuk cerdas, berani, peduli, dan siap menghadapi tantangan hidup.

Baca juga:

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama